Program PEN yang Digulirkan Pemerintah untuk Atasi Dampak Covid-19 Mulai Dirasakan para Debitur KUR Mikro

Pandemi Covid-19 telah membuat layu sektor perekonomian dunia. Indonesia pun tak luput dari teror itu. Apalagi kalangan pelaku koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) ikut meraskan beban berat karena usahanya seret dan ancaman ambruk di depan mata. Untung pemerintah tak tinggal diam memberikan pertolongan sehingga keangkrutan para pelaku usaha terhindari. Salah satu dewa penyelamat yang diturunkan pemerintah itu adalah program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Kini taburan dana mencapai Rp 123,47 triliun itu, telah membuat pelaku UMKM yang usahanya limbung terdampak Covid-19 mulai bangkit dan kembali eksis. Khususnya mereka yang kesulitan permodalan untuk menopang usahanya di tengah krisis itu terselamatkan. Alokasi yang disediakan PEN untuk subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp 35,29 triliun itu. Membuat pelaku usaha kalangan bawah itu bebas mengaksesnya sesuai keutuhan modal yang diperkukan.

Hal tersebut telah dirasakan ribuan pelaku usaha UMKM. Misalnya dialami oleh Sukma Nuralim, pedagang martabak keliling di bilangan Bintaro, Jakarta Selatan. Pada 2018, pelaku usaha mikro dengan brand Martabak Galbes (Tegal-Brebes) memperoleh KUR Mikro dari Bank BNI sebesar Rp25 juta. Usahanya pun seelumnya berkembang dengan pesat.

Namun, pandemi virus Covid-19 membuat usaha Sukma mulai tersendat. Tak pelak, cicilan KUR yang tadinya sangat lancar menjadi tersendat. “Sebelum pandemi, omzet usaha saya perhari tak kurang dari Rp2 juta. Setelah pandemi tak bisa lebih dari Rp1 juta,” tuturnya saat konferensi pers, terkait update kinerja program PEN khusus Sektor KUMKM, di Jakarta, Kamis (16/7).

Sukma pun mengaku bersyukur, bekrat program PEN dengan skema restrukturisasi kredit, Bank BNI menawarkan tambahan permodalan (KUR Mikro) sebesar Rp25 juta tanpa jaminan. Sehingga usaha Martabak Galbes-nya kembali bangkit. “Dengan pembinaan dan pendampingan dari Bank BNI, usaha martabak saya mulai merambah ke pemasaran online melalui GoFood dan GrabFood,” ungkapnya lagi.

Tidak hanya itu, bahkan diakuinya kini dirinya tidak lagi berjualan keliling melainkan sudah memiliki tempat usaha dan tidak Cuma satu, tapi memiliki tiga cabang atau titik jualan martabak. “Saya merasakan betul manfaat dari jualan martabak secara online,” aku sukma senang.

Hal serupa juga ungkapkan Tony Hidayat, produsen dan pedagang ikan pindang (masak) di Pasar Parung, Kabupaten Bogor ini, mengaku sejak pandemi Covid-19 omzet usahanya menurun drastis sekitar 50%. “Biasanya, dari dua lapak milik saya bisa menjual ikan pindang sebesar Rp12 juta perhari. Namun, saat pandemi menurun menjadi tak lebih dari Rp8 juta,” kata Tony.

Tony pun mendapat dukungan permodalan KUR Mikro dari Bank BNI sebesar Rp25 juta tanpa jaminan. Pasalnya, sebelumnya dia bukanlah debitur dari bank plat merah tersebut. “Yang debitur KUR dari Bank BNI sebetulnya Pak Solihin, pedagang ikan yang levelnya ada di atas saya. Saya menjadi bagian kluster dari usaha Pak Solihin. Bank BNI mapping para usaha mikro yang ada di kluster bisnis Pak Solihin. Alhamdulillah, saya termasuk yang mendapat dukungan permodalan KUR dari Bank BNI,” paparnya.

Capai Rp10,24 T

Menurut Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, Kemenkop dan UKM Eddy Satriya menjelaskan, bahwa realisasi belanja program PEN untuk sektor KUMKM hingga periode 16 Juli 2020 mencapai Rp10,24 triliun. Realisasi ini meningkat menjadi 8,3% dari sebelumnya yang hanya 6,82% pada 9 Juli 2020.

Untuk realisasi penempatan dana pemerintah pada bank anggota Himbara pada periode tersebut sudah mencapai Rp9,98 triliun atau 12,67% dari total pagu Rp78,78 triliun. Sementara untuk penyaluran pembiayaan investasi yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM untuk koperasi sudah mencapai Rp247,9 miliar dari pagu yang ditetapkan Rp1 triliun. “Penyaluran kredit modal kerja baru yang melalui LPDB atau BLU (Badan Layanan Umum) kami hingga 16 Juli 2020 naik 24,79% atau naik Rp8,3 miliar menjadi Rp247,9 miliar,” kata Eddy

Terkait dengan penempatan dana pemerintah pada anggota bank Himbara, Edi merinci bahwa hingga periode 16 Juli 2020 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah terdistribusikan sebesar Rp8,12 triliun. Kemudian, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp1,03 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp780 miliar dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar Rp34 miliar.

Penempatan dana ini diharapkan dapat ditingkatkan ekskalasi nilainya hingga tiga kali lipat. Sehingga, peran perbankan pada program PEN khususnya bagi sektor KUMKM bisa semakin banyak dirasakan manfaatnya. “Tugas kami dari program PEN ini adalah memastikan, program berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Maka kami buka hotline untuk masyarakat yang mau melaporkan atau yang mengadu apabila terdapat hambatan dalam mengakses stimulus pemerintah yang dilakukan melalui program ini,” tutur Edi.

Sementara itu, GM Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank BNI Bambang Setyatmojo menjelaskan, bahwa pihaknya aktif melakukan upaya pendampingan pada pelaku UMKM yang terdampak covid-19. “Hingga hari ini program restrukturisasi kredit yang dilakukannya sudah melebihi target”, kata Bambang.

Lanjut Bambang, total restrukturisasi kredit bagi pelaku usaha mikro dan kecil senilai Rp18,5 triliun dari target Rp18 triliun. Jumlah pelaku usaha mikro dan kecil yang mendapatkan fasilitas relaksasi akibat Covid-19 mencapai lebih dari 100 ribu pelaku usaha. “Angkanya sekitar 100 ribuan pelaku usaha yang kami lakukan stimulus dan proses restrukturisasi. Bahkan, stimulus ke UMKM sudah selesai dan bahkan melebihi target melebihi,” kata Bambang.

Terkait dengan pemanfaatan dana pemerintah yang ditempatkan di perseroan, Bambang meyakini pihaknya bisa meningkatkan atau meleverage dana tersebut hingga tiga kali lipat. Jatah yang diberikan kepada BNI melalui program penempatan dana pemerintah sebesar Rp5 triliun.

Oleh sebab itu, diharapkan dalam beberapa waktu ke depan bisa meningkat nilainya menjadi Rp15 triliun. “Terkait optimalisasi dana PEN, kita akan naikkan hingga tiga kalinya, artinya menjadi Rp15 triliun. Nah dari total itu sekitar Rp12,5 triliun nanti akan kami arahkan khusus pada UMKM dan sisanya ke korporat yang memiliki tenaga kerja banyak namun terdampak covid-19,” pungkasnya

Program PEN yang Digulirkan Pemerintah untuk Atasi Dampak Covid-19 Mulai Dirasakan para Debitur KUR Mikro

Scroll to Top